Sunday 24 April 2016

Robohnya Bangunan Gedung Pemkab Gunungkidul Seharga Rp. 1,6 M


GUNUNGKDUL – Atap gedung Sekretariat Daerah (Setda) Gunungkidul yang baru selesai direnovasi runtuh, Kamis (22/4). Diduga, besi penyangga yang menempel di tembok dengan penguat baut tak kuat menahan beban.
Untuk diketahui, proses renovasi tahap pertama Gedung I Setda Gunungkidul itu baru selesai akhir tahun lalu dengan nominal anggaran Rp 1,6 miliar. Selain proses penggantian genteng dan perbaikan plafon, juga berlangsung pengecatan.
Saksi mata Zindy Fatikasari mengatakan, saat kejadian sekitar pukul 12.30 WIB tidak ada hujan atau angin besar.  Tiba-tiba saja, gedung yang berada di depan Kantor Administrasi Pemerintahan Umum tersebut runtuh. Beruntung ketika kejadian sepi karena sebagian besar melaksanakan salat Jumat.
”Saya dengar suara bergemuruh dan setelah dilihat ternyata atap teras gedung ambrol,” kata salah seorang siswi praktik kerja lapangan di Pemkab Gunungkidul itu kemarin.
Kabag Administrasi Pembangunan Setda Gunungkidul Hermawan Yustianto mengakui, Gedung I Setda Gunungkidul baru selesai direnovasi Desember 2015. Meski tidak ada korban jiwa, harus menjadi catatan bersama. Pihaknya juga memerintahkan agar dilakukan cek menyeluruh sehingga kejadian serupa tidak terulag lagi.
Menurutnya, proyek renovasi pembangunan gedung masih dalam masa pemeliharaan. Oleh karena itu, kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab rekanan pemenang tender. ”Akan dilakukan koordinasi dengan DPU selaku pemilik program,” tuturnya.

Kepala DPU Gunungkidul Eddy Praptono ketika dikonfirmasi menyayangkan peristiwa tersebut. Dia mengaku langsung berkoordinasi dengan rekanan yang mengerjakan renovasi gedung setda. Eddy akan melakukan cek secara menyeluruh terhadap kondisi bangunan.
”Kami cek semua, karena program renovasi gedung juga belum berakhir. Sebab, di tahun ini masih menganggarkan Rp 1,4 miliar untuk penyelesaian,” kata Eddy.
Dia menduga runtuhnya atap dikarenakan besi penyangga tidak kuat. Terlebih lagi besi penyangga hanya menempel di tembok yang dikecangkan dengan baut. ”Konstruksi bangunan gedung dengan besi penyangga kekuatannya tidak sama, sehingga berdampak terjadinya atap ambrol,” ungkapnya
Sumber : http://www.radarjogja.co.id
Share This
Previous Post
Next Post

0 comments: